Blogger Widgets

Selasa, 30 September 2014

DEADLINE !

Brosis pasti pernah merasakan berurusan dengan deadline. Menurut gue deadline membuat hidup kita menjadi lebih seru dan penuh tantangan. Untuk mereka yang sering didatangi debt collector, pasti paham benar serunya dikejar deadline.
 pitcure from: everbeautiful.com

Sisi baiknya, deadline bisa menjadi reinforcement bagi kita saat melakukan suatu hal atau mendambakan hal-hal di masa yang akan datang agar tercapai tepat waktu.. Seperti nikah ~  


Menurut gue, secara umum ada 2 model deadline.


I. Deadline Eksternal 

Deadline eksternal adalah deadline yang kita dapatkan dari orang lain. Contohnya: deadline laporan dari pimpinan di kantor atau deadline skripsi dari dosen pembimbing.

Deadline eksternal ini kadang jadi menjengkelkan ketika deadline itu diberikan mendadak karena kita hanya akan punya sedikit waktu untuk menyelesaikan yang perlu dilakukan. Buat para mantan pacar mahasiswa atau mereka yang sedang dicobai oleh skripsi, pasti paham benar rasanya ketika dosen pembimbing tiba-tiba ngasih tugas revisi daftar isi sampai daftar pustaka menjelang batas akhir pengumpulan skripsi. *tiduran di rel*

Dan yang lebih menjengkelkannya lagi adalah ketika kita diberikan deadline untuk mengerjakan tugas yang bukan tanggung jawab kita. Misalkan: ketika pacar minta dikerjain skripsinya dan kita diberikan deadline yang sangat singkat. Jika tidak selesai pas deadline yang sudah dia tentuin, kita bakal diputusin. #setdah *siapin rudal*

Saran gue buat brosis yang mengalami hal serupa, mending putusin duluan pacar kalian itu. Kenapa? Pacar seperti ini ibarat penculik yang minta tebusan tapi setelah ditebus malah kabur dengan orang lain.

Sakit itu pilihan loh ya. Mending sakit sebentar terus move on dari pada udah sakitnya lama, terus ditinggalin.. BEHHHH.. Ia, dobel sakitnya.. *seduh oli bekas*


II. Deadline Internal

Pada dasarnya, deadline internal ini adalah deadline yang kita tentukan untuk diri kita sendiri. Namun menurut gue poin kedua ini lebih sulit dipenuhi dari pada poin yang pertama. 

"Lah, kok malah lebih sulit, yan ? kan kita sendiri yang nentuin."

Justru karena deadline tersebut kita yang tentukan sendiri, kita akan mudah ngasih excuse ke diri sendiri dengan alasan-alasan yang nggak masuk akal dan mengada-ada ketika deadline tersebut tidak terpenuhi atau molor.

Misalkan blog gue ini. Sebenarnya setiap postingan gue di blog ada deadline-nya. Deadline itu gue tentukan agar blog ini tetap awet dan produktif. Namun kenyataan berkata lain, blog gue malah tidak produktif dan terkesan angker. Biasanya disaat gue ingin nulis, terbesit bisikan-bisikan mantan setan dalam otak gue seperti: 

 
"Betah ya malam mingguan depan laptop mulu ?"

"Mantan lo udah nemu yang baru loh, lo nya kapan ?"
   
"Buat apa otak lo penuh tapi hati lo kosong !"

"Tetangga depan rumah sekarang janda. Buruannn !"
  

Jelas dengan bisikan-bisikan sepenting segalau itu otak gue langsung berhamburan, perasaan gue mendadak kacau, bumi seakan kehilangan gravitasi kemudian gue nangis diare sebulan.  

Akhirnya...

Deadline yang gue buat terlewati dengan manis sia-sia... #sigh

 

Nah berdasarkan pengalaman gue tersebut, ada beberapa tips yang gue rasakan sendiri bisa menolong gue memenuhi deadline-deadline yang diberikan ke gue dan tips tersebut akan gue bagi disini. Cekidot!


1. Buat Prioritas

Poin ini menurut gue paling penting karena tanpa prioritas, visi dan tujuan kita akan sulit  tercapai.  Prioritas membuat kita mampu membedakan
mana pacar mana selingkuhan mana yang penting dan mana yang tidak. Mana yang bisa ditunda dan mana yang butuh diresponi dengan cepat. Kalo sudah gitu, jelas setiap usaha yang kita lakukan akan lebih terfokus dan terjadwal dengan rapih. 


Misalkan deadline ulang tahun pacar barengan sama banci salon depan kompleks. Ada baiknya jika ulang tahun pacar diprioritaskan dan didahulukan. Deadline sepenting ini kalau tidak diprioritaskan bisa berakibat fatal karena dapat menyebabkan kanker hati, napsu makan menurun dan kecenderungan bunuh diri. 

Lagian kalau pacar keluar pagi pulang malam, kalau banci kan keluarnya malam pulang pagi. Jadi masih bisa bagi waktu. 


Kecuali,


Jika,


Pacar lo banci..



2. Sadar Diri

Ini adalah poin dimana kita perlu menyadari kapasitas diri kita sendiri. Saat kesadaran itu kita miliki, kita akan cenderung menerima atau menentukan deadline yang dapat kita sanggupi. 

Misalkan: Saat kita membuat deadline akan menikah bulan depan, tapi setiap kebayang wajah mantan langsung mual, pusing kemudian mimisan. #pukpuk

Deadline seperti ini tentu sangat kontras dengan kenyataan yang sedang dihadapi. 

Move on juga butuh waktu keleusss ~ 




3. Positive Thinking

Poin terakhir ini simpel tapi sangat sulit dilakukan. Khususnya saat kita sedang galau karena menghadapi masalah atau disaat deadline semakin dekat. Terkadang masalah-masalah yang datang membuat fokus kita akan suatu hal menjadi terganggu. Khusus buat kawula muda, masalah-masalah yang sering bikin susah fokus adalah:

a. Pacar sakit
b. Pacar ngambek
c. Pacar salah paham
d. Pacar cemburuan
e. Pacar egois
f.  Pacar selingkuh
g. Pacar minta putus
h. Belum punya pacar

Masalah-masalah diatas memang seringkali jadi tantangan berat bagi mereka yang pacaran sulit berpikir positif. Khawatir sih boleh tapi ketika kita mulai memikirkan dan kemudian membayangkan hal-hal terburuk yang mungkin terjadi maka akan sulit bagi kita untuk fokus dan kembali bersemangat melakukan hal-hal yang pada dasarnya lebih penting.


Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa fokus dan pengendalian dirilah yang menjadi kunci dalam menyelesaikan hal-hal yang kita lakukan tepat pada waktunya. Dan cobalah berpikir realistis saat menerima atau menetukan deadline untuk diri kita sendiri. 


Setidaknya mulailah sesuatu yang bisa diakhiri. =)



Cukup sekian postingan gue kali ini. Deadline yang lain menanti ! God Bless 

:*


Selasa, 10 Juni 2014

Perasaan atau Logika ???

Sebelumnya gue minta maaf buat brosis yang udah nunggu postingan gue selanjutnya. Udah lumayan lama memang gue nggak nulis lagi. udah tiga hari kayaknya.
Sebenarnya ada banyak alasan yang buat gue nggak sempat nulis, serius banyak! Tapi gue udah menyimpulkan bahwa alasan kenapa gue tega menelatarkan blog gue adalah karna gue baru putus sama pacar gue. *agak hening*

Iya, gue putus sama pacar gue pas awal tahun. *hening*

Dan gue pacaran sama dia hanya 2 bulan. *pipi gue mulai basah*

Tapi gue sadar kalau gue nggak bisa terus-terusan meratapi kegagalan gue (yang berulang-ulang). Akhirnya gue mutusin untuk langsung nikah! *pasrah ditimpuk nyokap*

Oke, cukup intronya ~ *ngambil tisu*

Selama nggak ngeblog, gue banyak dengerin curhat temen-temen gue tentang banyak hal, yang pada dasarnya mengacu pada kebimbangan mereka mengambil keputusan dalam hidup mereka. Gue sadar betul bahwa dalam membuat keputusan itu mencakup banyak hal dan nggak mudah. Apalagi harus mutusin untuk nggak punya pasangan dulu demi karir. Beh ~ #JombloNgeles

Gue menyadari bahwa ketika kita ingin memutuskan sesuatu terutama ketika dihadapkan dengan pilihan-pilihan hidup, ada dua hal yang sangat mempengaruhi kita yaitu perasaan dan logika.
 

 (pitcure from: amethystaiko.com)
Ketika keduanya nggak sejalan, kita akan mulai bimbang, cenderung menimbang-nimbang dan akhirnya stuck atau malah terburu-buru mengambil tindakan. Misalkan ketika kita berpikir kita bisa melakukan suatu hal dengan mudah namun ketika perasaan kita berkata “tapi gue nggak tega”, “gue nggak mampu”, “gue masih sayang” maka dengan sendirinya kita pun akan diam dan tidak melakukan apa-apa. Itupun yang terjadi ketika kita tahu bahwa pacar atau pasangan kita seringkali mengecewakan dan membuat karir kita berantakan, namun tetap saja kita memilih mempertahankannya.

Yap! seringkali perasaan yang memenangkan perdebatan dalam diri kita ketimbang logika. :’)
Namun, setiap pilihan tentu memiliki resikonya masing-masing. Saat kita memilih untuk mempertahankan hubungan pacaran yang “nggak sehat”, maka sadar atau tidak sadar kita telah mengorbankan karir kita. 

Lemon adalah seorang mahasiswi (cewek tulen bukan jadi-jadian) di salah satu universitas ternama di kota, dia mengambil jurusan arsitek. Pacarnya si Abu merupakan seorang mahasiswa di sebuah universitas di desa. Lemon sayang banget sama si Abu, saat si Abu minta pulsa, Lemon beliin hape. Saat si Abu minta transferin uang, Lemon ngirimnya kartu kredit. Tapi karena di desa nggak menerima kartu kredit, Lemon akhirnya mengirim uang lewat kantor pos itu pun pecahan dua ribu rupiah. Kebetulan di desa Abu kalau belanja nggak menerima uang sepuluh ribuan ke atas karena penjual takut nggak ada kembalian.
Singkat cerita...
Setelah setahun pacaran, Lemon menyadari bahwa pacarnya si Abu sangat posesif, suka ngatur, egois dan matre. Iuh ~ Ia juga sadar nilai-nilainya di kampus merosot drastis sejak berpacaran dengan Abu. Lemon pun mencoba menjelaskan kegundahan hatinya ke Abu dan berharap Abu mau mengerti serta memberi solusi agar hubungan pacaran mereka nggak membuat kuliahnya berantakan. Akan tetapi, ketika mendengar penjelasan Lemon, Abu sebagai cowok manja pun langsung naik darah dan dengan nada tinggi ia membentak Lemon serta menuntut Lemon membuat keputusan untuk memilih hubungan mereka atau pendidikan Lemon.

Ya, Abu memang kampret. Tapi keputusan Lemon pasti sudah ketebak lah ya ~

Yap! karena perasaan sayang yang begitu besar kepada Abu, sebulan kemudian Lemon memutuskan untuk cuti kuliah dan menyusul Abu ke desa. Dua bulan kemudian Lemon hamil, ia bingung gimana cara menyampaikan hal itu ke Abu. Dia takut Abu akan meninggalkannya. Dalam hatinya pun ada ketakutan dan kekhawatiran bagaimana ia akan menjelaskan semua yang telah terjadi ke orang tuanya. Nggak terlintas sedikit pun dalam benak Lemon tentang masa depan pendidikannya lagi.  

Abu yang pada waktu itu akan mandi, mendadak terdiam saat membaca SMS dari Lemon bahwa ia harus bertanggungjawab atas kehamilan Lemon. Sesaat kemudian Abu menjadi sangat panik kemudian nggak sengaja terpeleset dan terperosok masuk ke dalam sumur tempat ia mengambil air. Tamat!

Cerita diatas bukan intro film horror terbaru Julia Perez, melainkan ilustrasi yang menggambarkan bahwa setiap pilihan ada resikonya ~

Disini gue nggak ingin menyalahkan seseorang karena lebih menggunakan perasaan untuk membuat keputusan karena gue yakin orang yang hanya mengandalkan logika pun akan menerima resikonya. Kalau saat mengandalkan perasaan, seseorang akan cenderung menuruti ego dan terburu-buru memutuskan tanpa berpikir panjang, maka biasanya mereka yang hanya mengandalkan logika akan lambat untuk memutuskan. Mengapa? 

Orang yang hanya mengandalkan logika biasanya akan cenderung memikirkan dan mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan seperti sebab-akibat, untung-rugi, cepat-lambat segala hal yang akan terjadi nanti. Namun pertimbangan yang terlalu banyak tanpa ada dorongan rasa percaya diri dan keyakinan untuk bertindak ya percuma dan buang-buang waktu, karna keputusan yang dibuat pun hanya sebatas gagasan dalam pikiran bukan kenyataan. Pada akhirnya orang seperti ini terkesan cuek dan nggak siap.

Mungkin brosis pernah dengar pendapat yang mengatakan bahwa "cowok itu lebih pake logika, sedangkan cewek lebih pake perasaan". Menurut gue pendapat ini relatif, karna beberapa temen gue mengalami hal yang sebaliknya. 

Ada temen gue cowok melownya minta ampun, berantem dikit sama pacar langsung nggak makan, nggak tidur kemudian nggak ngantor. Dia terlalu nurut sama perasaannya yang lagi hancur makanya dia gampang down dan pesimis kalo ntar bakalan diputusin. Disisi lain ada juga temen gue cewek yang terlalu menggunakan logika saat ada masalah. Sebenarnya dia sudah tau apa yang harus ia lakukan dan yang terbaik untuknya. Hanya saja dia kebanyakan mikir, pertimbangannya terlalu banyak. Segala sesuatu ditanggapi dengan "what if". Akhirnya dia pun sulit mengambil keputusan dan galau karena stuck.


Brosis juga pada ngerti kan kalau segala sesuatu yang berlebihan itu nggak baik, dan ketika kita menggunakan logika atau perasaan secara berlebihan untuk mengambil keputusan maka yang akan kita alami adalah menyerah sebelum mencoba atau menyesal setelah mencoba. Trus kalo udah gitu, galau deh ~

Yap! galau yang kita alami sebenarnya adalah imbas dari cara kita yang salah dalam menyikapi masalah. 

1. Galau yang terjadi ketika kita terlalu menggunakan perasaan dalam menyikapi masalah.
Contoh: Ketika pacar jalan sama kedua kakaknya. Tanpa minta penjelasan, si Abu tiba-tiba cemburu buta dan langsung down merasa telah ditigakan *galau dipinggir tebing*. Pas udah terjun, tiba-tiba si pacar teriak "Abu, itu tadi sepupu gue! Gue sayangnya cuman sama lo! jangan matiiii!" *Abu tambah galau*. Kebayang nggak galaunya pas udah jadi hantu. #NggakMungkinMoveOn #Nyesek tapi kalau jatohnya jadi vampir sih mungkin si Abu masih bisa move on. *korban sinteron Ganteng Ganteng Jomblo* :')

2. Galau yang terjadi ketika kita terlalu banyak berpikir atau menimbang-nimbang pada hal yang sebenarnya simple.
Contoh: Bingung memilih warna baju dan celana untuk acara pemakaman *galau depan cermin*.  Pas udah jalan, nyampe kuburan dah sepi. Pemakaman udah selesai sejam yang lalu *tambah galau*. Kebayang nggak tuh separah apa galaunya dobel. Di kuburan pula. Huftt ~

Ini beneran kejadian sama temen gue.

Mudah-mudahan dia nggak baca postingan ini…

Oke, lanjut…

Memang pada kenyataannya perasaan dan logika seringkali bersaing untuk saling menguasai sehingga untuk bisa membuat perasaan dan logika bekerja sama ketika ada masalah tidaklah mudah untuk kita.

Tapi menurut gue, ada satu hal yang bisa buat gue memutuskan atau menyikapi suatu masalah tanpa harus menyesal dan galau pada akhirnya.

Biasanya ketika dihadapkan dengan masalah dan pilihan-pilihan yang sulit, gue berusaha mengutamakan kebutuhan ketimbang keinginan gue semata karena menurut gue keinginan itu ngontrolnya susah, susah terpuaskan juga. Kalau yang satu udah tercapai pasti ingin yang lainnya, begitu seterusnya. Sedangkan kebutuhan itu jelas. Kebutuhan itu prioritas. Orang yang bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan adalah orang yang bisa menerima dirinya apa adanya dan dia sadar betul posisinya ketika dihadapkan dengan masalah. 

Kalau saja temen gue nggak sibuk mikirin warna baju dan celana yang harus dipakai demi memenuhi keinginannya untuk tampil modis di acara pemakaman dan lebih mengutamakan kebutuhannya untuk hadir menghibur temannya yang baru saja ditinggal orang tuanya, mungkin dia nggak akan menghabiskan waktu berjam-jam di depan cermin dan hadir tepat waktu di acara pemakaman orang tua temennya.

atau,,,

Lemon yang tetap memilih kuliah untuk memperjuangkan masa depan karirnya dan tidak menyusul Abu ke desa, mungkin dia akan mendapatkan masa depan yang lebih baik dan membuat orang tuanya bangga. Bukannya jadi single parent di usia remaja. =) 

Gue percaya bahwa Tuhan punya rencana yang indah untuk setiap orang lewat kesempatan-kesempatan yang Ia berikan. Namun terkadang kesempatan itu kita lewatkan bahkan seringkali berubah jadi kesialan karena ketidakpekaan kita akan apa yang kita butuhkan dan apa yang Tuhan inginkan dari kita. 

^_^

Pada akhirnya, meskipun tiap keputusan atau pilihan yang kita buat perlu pengorbanan, namun ketika kita mengutamakan prioritas yakni kebutuhan kita maka kita nggak perlu khawatir akan menyesal telah mengorbankan hal-hal yang hanyalah keinginan semata. Seperti halnya ketika dimalam minggu lo terpaksa menunda kencan sama pacar demi menyelesaikan revisi skripsi. Mungkin pada saat itu lo merasa nggak bisa jadi pacar yang baik. Tapi lihat sisi positifnya, seminggu kemudian lo bisa pergi kencan pake toga dan membuat pacar lo mupeng bangga. See, pengorbanan lo terbayarkan dengan manis dan pastinya lo nggak akan galau karenanya. =)

Oke sekian dulu postingan gue kali ini, gue minta maaf kalau kata-kata gue ada yang membuat perasaan brosis tersinggung. Mudah-mudahan bermanfaat mencerahkan dan bukan menggalaukan. Amin ~


Rabu, 18 September 2013

Independent Girls ~

Setelah semusim berkelut dengan cedera sinyal modem dan banyaknya kegiatan yang sungguh menyita waktu, akhirnya gue pun mutusin untuk gantung sepatu dan mengumpulkan tekad agar gue bisa mulai pacaran nulis lagi.. 

Kali ini gue bakal ngebahas soal cewek.. 

"Yaelah yan, ngomongin cewek mulu, kapan dapetinnya ???!!!!" (otak gue ngajak berantem) 

*tarik nafas panjang kemudian hembusin ke belakang*

Nah yang akan gue bahas kali ini adalah para cewek yang bukan sembarang cewek.. Independent Girls.. Buat gue, IG adalah spesies-spesies yang unggul dari jenisnya karena pengaruh faktor genetik maupun lingkungan.. *sok ilmiah* Jadi.. Pada dasarnya IG adalah tipe cewek yang mandiri, berpendirian, pinter dan ga bergantung sama orang lain termasuk pacarnya.. Toppppp.. IG memang biasanya jadi idaman para cowok karena mereka ga ribet, ga bikin kantong sekarat dan bisa menjaga kepercayaan. Akan tetapi, tipe cewek IG ini egonya gede loh dan sulit banget untuk naklukin hati mereka.. Hhmmm.. *hening*

IG tidak sulit untuk ditemukan, mereka ada di sekitar kita.. Bahkan IG pun bisa jadi adalah diri kita sendiri (note: buat cewek doang ya, spesies hermaprodit ga dibahas) .. 


(pitcure from: terbatas-saja.blogspot.com)

Gue kenal baik dengan para IG karena sedikit dari mereka adalah sodara gue, teman-teman gue dan....... mantan gue. (hening lagi)


Oke, biar lebih jelas.. Gue bakal share pengalaman gue tentang IG agar brosis dan secara khusus para joki (jomblo laki) bisa mengenal dan ngerti soal IG.. Cekidot! =)


1. Mandiri

Sepertinya kemandirian adalah suatu hal yang paling keliatan dari para IG.. Mereka ingin dan mampu mencapai apa yang mereka inginkan dengan cara mereka sendiri.. So, mereka ga akan bergantung kepada orang lain.. Biasanya sih orang lain yang bergantung pada mereka.. Namun saking mandirinya, mereka akan kesulitan jika harus bekerja dalam tim.. Mereka sulit menaruh kepercayaan penuh pada orang lain untuk melakukan apa yang menurut mereka bisa mereka lakukan sendiri.. 

Cowok: "Yang, lg ngapain ?"

IG: "Lagi ngepel jalan tol.."

Cowok: "Gue bantuin ya ?"

IG: "Gapapa, gue bisa sendiri !"

Pada akhirnya mereka akan jadi anggota tim yang paling sibuk karena harus mengecek setiap pekerjaan teman-temannya.. Ya, mereka memang perfeksionis yang ga akan tenang ketika merasa segala sesuatunya belum sempurna menurut mereka.. .. 

2. Berpendirian
Yang berkesan buat gue dari para IG adalah mereka pinter. Mereka cerdas dan ga mudah terpengaruh oleh orang lain.. Mereka ngerti apa yang mereka butuh dan apa yang engga.. Soal pendirian, ga usah ditanya.. Mereka memiliki pendirian yang dijaga dengan baik.. Mantap bener kan buat dipacarin.. ;) Tapi yang harus diingat bahwa kepercayaan adalah hal yang sangat penting bagi para IG.. Ketika kepercayaan dari mereka dirusak, maka sangat sulit untuk mendapatkan kepercayaan lagi dari mereka.. So, IG sangat jarang untuk putus-nyambung.. =)

3. Manja
Lah, katanya mandiri.. Kok manja ? *mungkin ini yang terlintas dalam celana pikiran brosis*
Pada dasarnya tiap manusia membutuhkan kasih sayang.. Begitu pula para IG.. Biasanya dibalik ketangguhan mereka, ada sifat manja yang terpelihara dengan baik.. Seperti minta disuapin, minta ditemenin tidur dan sebagainya.. Itu yang gue temuin dari para IG yang gue kenal.. Biasanya mereka manja dan menuntut kasih sayang dari orang-orang yang mereka sayangi dan percayai seperti orang tua, sodara atau teman baik..  So, para joki yang pengen manjain mereka harus terlebih dulu mendapatkan kepercayaan mereka.. Dan itu ga mudah.. Wakakak xD

Sepintas, gue merasa sepertinya penjelasan gue diatas bisa membuat para joki mengalami kanker retina karena mulai pesimis.. Untuk itu berdasarkan perasaan senasib, sepenanggungan, sejenis dan sebangsa jomblo, gue bakal share juga tentang tipe-tipe cowok yang biasanya dikagumi oleh IG dan cara menangin hati mereka..  

1. To The Point
IG biasanya ga akan nyaman ngobrol dengan cowok yang suka basa-basi, banyak intro dan bertele-tele.. Oleh karena itu, gombal labil ga bakal mempan buat IG malah bikin mereka ilfeel.. Jadi, buat para joki kudu percaya diri, ga usah malu-malu pada saat ngobrol.. Jangan sampai terintimidasi oleh para gadis perkasa tersebut.. So, Bersikaplah tegas tapi tetap hangat.. Sebaiknya juga jangan terlalu banyak ngomong saat ketemu, bicarakan seperlunya saja.. Ga perlu sampe ukuran baju mantan dosen pembimbing kita diceritain juga.. Tetap kalem dan buat mereka penasaran.. Dengan begitu mereka akan terus nyaman dan ingin bertemu dengan kita.. 

2. Smart
IG pada dasarnya adalah cewek-cewek pinter dan dewasa pemikirannya.. Jadi kalau mau deketin mereka, minimal punya ijazah SD lah.. Mereka akan nyaman sama cowok yang pengetahuannya luas, ngomongnya lancar dan berkualitas karena mereka pun akan nyambung sama apa yang kita omongin.. Tapi jangan sok smart dan be random juga..

(pitcure from: riyanmlc.heck.in)
3. Dewasa
Biasanya IG adalah tipe cewek yang dewasa dalam pikiran maupun tindakan.. Ga alay dan bijaksana ketika membuat pilihan.. Modal tampang dan materi saja ga cukup untuk membuat hati mereka luluh.. Mereka justru akan sangat kagum dan tertarik pada cowok yang pemikirannya dewasa dan mau bersabar untuk menghadapi ego mereka yang besar.. Dari kekaguman itulah mereka akan mulai membangun kepercayaan untuk kita.. Jadi, buat para joki, mulailah tinggalkan kebiasaan ababil seperti cemburuan, posesif dan sebagainya karena pada akhirnya hubungan kalian ga akan bertahan.. =)

4. Bisa Maen Musik atau Keterampilan Lain
Poin ini memang biasanya menjadi kekuatan setiap cowok untuk menarik perhatian cewek pada umumnya.. Termasuk IG ..Bisa main musik seperti piano, gitar, drum dan alat musik lainnya memang jadi nilai plus buat kita para cowok karena di mata cewek, itu romantis.. =)

(pitcure from: blogs.bmj.com)
Jadi buat para joki, ga usah pesimis.. Banyak cara yang bisa dilakuin untuk menangin hati para IG. Nah, sampe sini dulu postingan gue mengenai Independent Girls.. Mudah-mudahan bisa dinikmati dengan santai.. Jika brosis punya komentar atau pengalaman lain silahkan di komen.. =)

Sabtu, 15 Desember 2012

Sepenggal Cerita Tugas Akhir.. "Arti dari Sebuah Proses"

Sebelum mulai ngoceh, gue pengen ngucapin selamat atas kelulusan temen-temen gue baik yang di UPH maupun di UK Petra yang telah berhasil lulus sidang skripsi.. HAPPY GRADUATION ! \m/ Khususnya buat sahabat gue Supri (nama disamakan) (maaf, maksud gue disamarkan) yang kisah perjuangannya demi skripsi mengingatkan gue pada kisah hidup gue delapan bulan yang lalu.. "Apa yang terjadi waktu itu?" "Disimak ya".. *nyodorin pop corn sama es degan ijo*

Berawal dari perbincangan tak sengaja gue sama Supri menjelang tanggal 12-12-12, malam itu kita berdua tidak sedang meratapi status jomblo kita yang tak kunjung ter-upgrade menjelang kiamat atau ngomongin soal mundurnya Andi Mallarangeng dari kursi kementrian menjelang hari yang 'katanya' adalah hari penghakiman. Apalagi bahas pencalonan si raja bulu dangdut menjadi presiden. Maklum, gue orangnya alergi sama bulu.. Khususnya bulu pria lain. #Serius 


Bisa dibilang perbincangan gue sama Supri malam itu merupakan momen "Quality Time". Kok bisa yan ? Yap.. Dalam suasana dingin dan kondisi masih capek selesai ngantor,  gue meladeni obrolan si Supri yang sedang asik merokok di depan kamar kos gue. Dengan penuh kesadaran dan kewajaran sebagai jombloers, kita berdua mengawali perbincangan dengan membahas petualangan kita masing-masing menemukan seorang pacar idaman (liat ke langit mendung) #sigh #BerusahaOptimis.. 

Selasa, 04 Desember 2012

Tips Mengatasi "Homesick Attack" Bagi Anak Kost di Bulan Desember.

Gak terasa udah nyampe bulan Desember aja, gilaaaa bentar lagi 2014 !! Piala duniaaaa !! Indonesiaaa !! Garudaaa !! 




#SalahFokus #MencobaOptimis #Ngimpi ....

Oke, bulan Desember memang selalu buat gue jadi kurang fokus. Tapi bulan Desember sangat spesial karena sebagai anak kost, gue bahagia banget kalau bulan November udah selesai.. Gue pasti mulai sering mual, muntah, trus diperut kayak ada yang nendang-nendang gitu.. *jangan tanya hubungan antara bulan Desember dengan gejala hamil bagi anak kost* #MasihSusahFokus.. 

Maksud gue, saat masuk bulan Desember gue pasti langsung menghayal akan balik ke Ambon, kumpul bareng keluarga, pergi ke gereja sama-sama, pake pakaian yang warnanya sama (serius),  berdoa trus sharing pengalaman selama setahun pas malam natal (favorit), reunian bareng teman-teman sekolah dulu dan akhirnya  balikan sama mantan (mohon jangan ditiru).. *galau sejenak* T_____T


Lanjoooot..

Minggu, 25 November 2012

Ada apa di acara ultah PPKM ???? Hhhmm..

Sebelum ngepost, gue pengen mengheningkan cipta terlebih dulu, mengenang jasa-jasa flashdisk gue sebelum dia menghilang.. "Kamu dimana? cepetan pulang, maafin aku gak becus jagain kamu.. Aku salah.. Tapi aku ingin kamu tahu, aku sangat butuh kamu.." #BukanLirikLagu #GalauFlashdisk
Meskipun galau karena semua foto yang jadi bahan buat posting ada di flashdisk gue yang hilang, gue gak pesimis buat tetep posting.. Buat gue lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali ~ 


Nah dalam postingan gue kali ini, gue bakal ngebahas sesuatu yang beda dari postingan-postingan gue yang sebelumnya.. Kali ini gue bakal ngebahas tentang sebuah acara.. Buat gue, unik dan serunya sebuah acara itu tergantung dari bagaimana perspektif kita masing-masing dan bagaimana kita merespon setiap aktivitas dalam acara tersebut.. Misalnya nih ya saat lo lagi di acara Farewell Party tapi pas acara lo malah ketawa gaya kingkong padahal foto-foto kenangan lo sama teman-teman lo lagi ditampilin, diiringi lagunya Marron 5 - Beautiful Goodbye pula.. Sudah jelas inti dari acara tersebut gak bisa lo nikmati dan makna dari sebuah perpisahan gak bisa lo rasakan.. Lo di acara Farewell Party bukan Ladies Night ! :@ 

Nah di acara ULTAH PPKM (Persekutuan Pemuda Kristen Maluku) ke-25 ini ada banyak hal yang gue rasakan.. Seru, rame (sekitar 1250 orang), lucu, dan aneh.. Belom lagi rasanya kayak di tanah kelahiran. Dan foto-foto dokumentasi acara tersebut berhasil bikin gue ngakak sampe bengkak.. Nih gue tunjukin.. Cekidot!!! Mihihihihi... 

Minggu, 11 November 2012

Sahabat-an kok Sensi-an ~

*ngeliat jam dinding* SETDAHHH!! udah jam 2 pagi ajaaa... *ngucek mata* Malam ini gue pengen bahas soal hubungan PERSAHABATAN... :) 


Buat gue seorang sahabat itu spesial.. Mengapa gue bilang spesial ? sahabat itu mereka yang telah teruji. Menemukan seorang sahabat tak semudah menjalin pertemanan,  punya banyak teman tak menjamin lo juga punya seorang sahabat.. 
Sahabat kita temukan bukan hanya ketika kenalan, tukeran pin BB, nongkrong malam mingguan bareng trus ketawa-ketiwi sampe pagi..  Menemukan sahabat itu butuh proses.. Proses yang gue maksud disini bukanlah ketika kita kenalan trus ketemuan.. Tapi ketika kita berelasi dengan orang lain, banyak konflik yang muncul namun kita tetap bertahan.. :) 

Konflik yang terjadi dalam relasi kita dengan orang lain biasanya bersumber dari diri kita sendiri, mereka dan pihak-pihak diluar ruang lingkup relasi kita.. Gak gampang mengatasi semua tantangn yang ada, butuh kesabaran, ketulusan dan tentunya kerendahan hati.. Itulah mengapa buat gue seorang sahabat adalah mereka yang telah teruji.. :)